Wednesday, July 25, 2007

Gorontalo dan Dekadensi Moral

Muh. Surya
17 Jun 2006



Jika melihat perkembangan yang terjadi di propinsi Gorontalo akhir - akhir ini khususnya di bidang ekonomi dan politik sungguh sangat memiriskan.

EKONOMI
Memang secara teoritis, pertumbuhan ekonomi propinsi Gorontalo mengalami kenaikan. Namun kenyataannya, perputaran uang hanya terjadi di lingkungan pengusaha, kontraktor, pejabat - pejabat serta anggota dewan. Rumah - rumah mentereng, mobil - mobil mengkilap dan Deposito / Tabungan menggunung hanyalah milik mereka -mereka itu. Sebaliknya, kebanyakan rakyat masih berada jauh dari garis kesederhanaan alias misikini. Jangankan kemewahan - kemewahan tersebut, BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang mereka terima saja masih di potong sana - sini.

Sekurangnya ada dua penyebab terjadinya kesenjangan tersebut. Pertama : Pemerintah Daerah ( prop / kota / kab ) yang tidak becus mengelola keuangan daerah ( kebocoran dana di sana-sini ) dan tidak mampu menggali PAD (Pendapatan Asli Daerah) secara kreatif serta terus - terusan hanya mampu melobi dana dari pusat dengan mengatasnamakan rakyat.

Kedua, Anggota - Anggota Dewan ( prop / kota / kab ) yang katanya terhormat, tidak mempunyai sense of crisis dan sering menghambur - hamburkan uang rakyat dengan berbagai alasan, seperti Studi Banding, Dana Mobilisasi, dll. Padahal semuanya omong kosong belaka!

POLITIK
Melihat perkembangan politik di daerah ini, rakyat seakan - akan hidup di Italia yang penuh dengan mafia -mafia yang berkedok dan mengatasnamakan rakyat, namun kenyataannya nonsense! Suhu politik yang semakin memanas seiring dengan semakin dekatnya Pilkada di Boalemo dan Pilgub disebabkan karena ketamakan dan keserakahan poli tikus - politikus yang dengan entengnya menjual nama rakyat.

Padahal dalam pemilihan langsung, siapa pun yang terpilih secara mayoritas, otomatis adalah milik seluruh rakyat dan wajib mensejahterakan rakyat, bukan TS - TS (Tim Sukses—red) yang sering di plesetkan menjadi Tim Susupo, karena TS - TS inilah yang gencar mempropagandakan calonnya dengan menghalalkan segala cara, seperti menghujat, memfitnah dll. Dan yang lebih memiriskan, figur - figur yang menjadi jagoan dari TS - TS tersebut membiarkan hal ini dan bermain di belakang layar.

KESIMPULAN
Kesenjangan ekonomi dan keruhnya situasi politik di Propinsi Gorontalo ini terjadi karena dekadensi moral para pengambil kebijakan, baik eksekutif, legislatif dan TS - TS makelar politik. Jika fenomena dekadensi moral ini dibiarkan berlarut - larut tanpa solusi dan kesadaran pelakunya, maka jangan heran jika Propinsi Gorontalo akan terpuruk lebih dalam. Sementara semboyan Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah hanyalah tinggal slogan kosong belaka, yang akhirnya seluruh rakyat harus ikhlas jika murka Tuhan YME akan menimpa propinsi Serambi Madinah ini seperti yang terjadi di dua daerah Istimewa yang terkena tsunami dan gempa bumi.

Khususnya untuk bung Nino dan mang Asep yang kebetulan juga adalah wartawan, peran serta kalian dan seluruh wartawan di propinsi Gorontalo ini semakin dituntut lebih profesional dalam menulis berita. Jika perlu, boikot saja pernyataan - pernyataan yang mengadu domba rakyat yang keluar dari mulut para Pejabat, Politikus dan TS - TS nya. Kepada seluruh anggota milis yang mempunyai rasa memiliki dan mencintai propinsi ini, peran aktif kalian semua sangat dibutuhkan untuk kelangsungan pembangunan dan kemaslahatan rakyat. SALAM DAMAI.

No comments: