Saturday, August 11, 2007

Tentang Prostitusi Remaja Gorontalo

Arifin Suaib
5 Nov 06


Menyedihkan memang, apalagi kalau kita membayangkan (seandainya) mereka itu adalah anak kita, ponakan kita, adik kita, teman kita (bisa dapat diskon dong...! :) ), atau paling tidak orang yang kita kenal, kita akan lebih tidak nyaman lagi. Maka hikmah terpenting dibahasnya topik ini adalah kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah penyakit sosial ini agar jangan sampai terjadi pada keluarga kita (Na'udzubillah). Karena menurut saya penyebab utama adalah faktor kurangnya kontrol orang tua (setuju dengan Asriyati NN).

Praktek komersialisasi birahi yang dilakukan oleh perempuan usia belasan (PUB) sebenarnya memiliki motif serta melalui proses yang sama dengan perempuan dewasa. Yang berbeda hanya tingkat kemungkinan intervensi pihak lain terhadap pilihan mereka dalam bersikap, perempuan dewasa lebih berani dan bebas sedangkan PUB dapat dikendalikan orang tua. Umumnya perempuan yang akhirnya terjun ke dunia komersialisasi birahi tersebut melalui tahapan sbb :

Pertama, Pengenalan :Ketika seorang mengalami perkembangan biologis maka dia akan berusaha mengenal seks. Dorongan ini membuat dia mendekati faktor pemicu seperti :
a) Pornografi (dampak teknologi), dapat terjadi bila orang tua tidak mengontrol surfing internet, tontonan dan bacaan anak.
b) Salah bergaul, dapat terjadi bila orang tua tidak mengontrol frekuensi anak keluar rumah termasuk dalam memilih teman bergaulnya.

Ini problem besar bagi orang tua yang anaknya harus tinggal diasrama/kost. (Terkecuali bila asramanya dikelola secara khusus, misalnya punya mushollah yang aktif sholat 5 waktu, memiliki ustadz/imamnya sendiri, yang melakukan pembinaan akhlak kepada anak-anak kost, latihan kultum, pengajian rutin, dll. )

Kedua, Coba-coba.

a) Pacaran. Anak-anak putri biasanya lebih cepat mengalami masa pacaran dari pada putra. Ini terjadi karena secara psikologis anak-anak yang sedang mengalami puber ingin segera mendapatkan pengakuan sebagai orang dewasa, maka dia akan bangga bila dipacari oleh orang yang lebih dewasa daripada dia. Sebaliknya laki-laki (yang lebih matang) akan sangat bangga bila pacarnya PUB. Inilah alasan mengapa banyak PUB yang pacaran dengan laki-laki dewasa (bahkan laki-laki beristri). Bisa dibayangkan bagaimana proses pendewasaan yang prematur itu terjadi pada sang PUB ketika menjadi pacar laki-laki yang sudah ahli dalam menaklukkan perempuan, sementara PUB itu sendiri memang sedang ingin bereksperimen dengan pengalaman-pengalaman barunya.

b) Brokenheart. Problematika pacaran dan problematika rumah tangga akan mendukung proses coba-coba ini.

Ketiga, Terbiasa.

a) Keterlanjuran. Apabila hal tersebut terjadi lebih sering dan tanpa kontrol orang tua maka akan berkembang menjadi kebiasaan, selanjutnya tinggal menunggu 'kecelaklaan'.

b) Gonta-ganti pacar.

Keempat, Komersialisasi.

a) Memanfaatkan kebiasaan. Karena sudah terbiasa dan bisa menghasilkan uang,"Why not?"

b) Dukungan gengsi. Desakan kebutuhan untuk bergaya hidup mewah. Pada tahap ini baru motif finansial akan dominan.

Untuk mengurangi merebaknya penyakit sosial ini menurut saya adalah meningkatkan peran orang tua dalam mengontrol, merancang program perbaikan moral dan mengarahkan anak-anaknya untuk membiasakan diri dengan kegiatan keagamaan : pengajian, mentoring, harokah remaja dll.

Berpikir beda dengan Bung Nino, saya yakin bahwa treatment lebih utama yang bisa dilakukan adalah mengurangi/menghilangkan supplier (PUB itu). Memang supply dan demand biasanya terjadi secara simultan, tetapi bila demand (permintaan) tinggi dan supply (penawaran) terbatas atau tidak ada, maka konsumen terpaksa akan mencari substitusi (barangpengganti : poligami) atau tidak mengkonsumsi sama sekali (setia dengan istri).

Tetapi bila penawaran ada dalam keadaan permintaan awal rendah pun, maka konsumen pada akhirnya akan bertambah juga sebagai akibat adanya ekspansi pasar (orang yang ba coba-coba). Saya berkeyakinan bahwa motif ekonomi baru terjadi setelah mencapai tahap yang lebih tinggi, sedangkan pada tahap awal yang bekerja adalah motif biologis dan motif sosial.

1 comment:

Anonymous said...

Wah blognya ga pernah di update yah....
kasian...
padahal aku juga anak gtlo neh. kul di luar daerah....

Hidup
Hulandhalo lipuu!